Translate

Rabu, 08 Agustus 2012

Rupiah Pertama

Berbagi pengalaman pertama saya mendapatkan rupiah. Pertama kali saya mendapatkan uang saat saya kelas 3 SD. Waktu itu saya berjualan baju Barbie buatan saya sendiri. Awalnya saya membuat baju barbie hanya untuk koleksi saya sendiri, kegiatan ini saya lakukan bersama kedua sahabat saya, yaitu Uci dan Ii. Bahan-bahannya saya dapatkan dari kumpulan kain perca kepunyaan mamah. Teman-teman saya banyak yang suka dengan baju barbie buatan saya, dari situlah muncul ide untuk menjual baju-baju barbie itu. Baju-baju itu saya jual dengan harga Rp 1500,00 sampai Rp 3000,00. Dari kecil saya bercita-cita menjadi fashion designer.
Saat duduk dibangku SMP, teman-teman perempuan sering meminta tolong mengecilkan rok maklum saat itu sedang trend rok hipster. Ongkos jahitnya saya patok Rp 5.000,00. Pelanggan saya bukan hanya teman sekelas saja namun juga dari kelas lain. Di sekolah saya waktu itu ada pelajaran tata busana, biasanya mereka juga meminta tolong untuk membuatkan tugas mereka. Saya senang jika mereka meminta bantuan dengan begitu saya akan mendapat uang.
Pengalaman yang luar biasa saya dapatkan saat mengikuti Outbound ITB. Waktu itu saya diberi tugas menjual pulpen seharga Rp 1.500,00 untuk dijual dengan harga setinggi-tingginya dalam waktu satu jam. Saya bersama anggota kelompok Harimau awalnya sedikit bingung bagaimana cara menjualnya? Kemudian kami menyusun strategi dengan menbuat 5 kelompok kecil. Kelompok-kelompok ini terdiri dari 6-7 orang. Harga pulpen kelompok Harimau kami patok dengan harga penawaran Rp 100.000,00. Kami sepakat untuk saling membantu apabila masih ada pulpen yang belum terjual.
Tim saya terdiri dari 7 orang yaitu Halimah (saya sendiri), Rere, Lingga, Faisal, Dian, Ridho, dan Ervan. Tim kami memilih tempat-tempat makan sebagai target utama. Tempat pertama yang kami datangi yaitu cafe dekat mesjid Salman.
Kami berlari seperti peserta maraton melalui jalan Ciungwanara, sesampainya disana kami langsung menawarkan pulpen kami kepada dua orang laki-laki yang sedang duduk dan minum kopi. Mereka terlihat terganggu dengan kehadiran kami, namun kami terus berusaha untuk meyakinkan kedua orang itu. Akhirnya, kami dapat menjual pulpen pertama kami dengan harga Rp 10.000,00. Lumayan untuk penglaris. Disamping itu, kami mendapat ilmu dari pembeli pertama kami yaitu cara menawarkan pulpen dengan baik kepada pembeli. Mereka adalah mahasiswa ITB tingkat akhir. Mereka juga menyarankan untuk beristirahat dahulu agar dapat mengatur nafas dengan baik sebelum berbicara dengan pembeli.
Belajar dari pengalaman, perjalanan kami selanjutnya dilakukan dengan berjalan lebih cepat (tidak berlari). Tempat-tempat yang kami tuju, yaitu: cafe, warung nasi, restorant, kaki lima, halaman factory outlet sepanjang jalan dago dan hampir setiap orang yang kami temui. Alhamdulillah, tim saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 130.000,00. Banyak hal baik yang saya pelajari dari kegiatan berjualan pulpen itu. Saya belajar bekerja sama, melatih keberanian, dan sebagainya.
Pengalaman kuliah di ITB. Selama dua bulan saya kuliah di ITB banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Saya belajar ilmu pengetahuan fashion design, membuat ilustrasi desain dengan beragam teknik, reka bahan dan ragam hias, dan membuat konsep. Ilmu-ilmu yang saya dapatkan selama di ITB dapat saya terapkan dalam produk-produk saya.
Untuk mempelajari fashion dalam waktu 8 minggu sepertinya tidak cukup untuk membuat saya ahli dibidang ini. Namun cukup untuk dijadikan stimulus agar saya giat belajar dan mengembangkan ilmu yang saya dapatkan selama 8 minggu ini. Ilmu yang didapatkan akan sangat berguna bagi kehidupan saya. Dunia fashion bagi saya bukan hanya sekedar hobby namun sudah menjadi bagian dari hidup saya.
Bertahun-tahun bergaul dengan mesin jahit, pola, kain, dan pakaian membuat saya terbiasa dengan membuat produk barang jadi tekstil baik pakaian atau lenan rumah tangga. Produk yang dapat saya pasarkan yaitu: pakaian jadi, aksesoris, dan kain. Saat ini saya mulai merintis usaha saya dengan membuat produk busana laki-laki dewasa dengan label "Syaelendra" dan busana anak perempuan dengan label " I'm Princess". 
Cita-cita yang ingin saya capai dalam waktu 5 tahun kedepan jumlahnya cukup banyak, semua itu sudah saya tulis di daftar keinginan. Berikut ini daftar goal terbesar setiap tahunnya sampai lima tahun kedepan. Dimulai dari tahun 2012 sampai 2016 yaitu :Memulai usaha pakaian jadi dengan Brand saya sendiri, menyelesaikan program D1 Fashion Desain, menyelesaikan program S1 Administrasi Bisnis, hijrah ke luar negeri,menikah, memiliki pabrik manufaktur pakaian jadi, entrepreuneur wanita yang sukses dalam bisnis dan disayangi keluarga.

Pengusaha wanita idola saya yaitu Khodijah istri Rasulullah SAW.

Berikut ini adalah produk saya:
Kemeja laki-laki "Syaelendra"

Busana Muslim anak  "I'm Princess"

Berikut ini beberapa produk yang dihasilkan dari usaha jasa jahit
Jas ini pesanan anggota grup musik "Coitus Delution"

berikut ini busana wanita, laki-laki, anak maupun dewasa.