Mimpi memberikan kekuatan besar bagi
siapapun yang meyakininya dan berusaha keras untuk mewujudkannya. Setiap orang
pasti memiliki mimpi, ada orang yang berusaha untuk mencapainya ada juga orang
yang hanya pasrah kepada keadaan. Sering
kali orang dewasa bertanya kepada anak-anak ”Kalo udah besar mau jadi apa?” dan
menjadi bahan obrolan anak-anak juga. Jawaban setiap anak pun beragam seperti:
“ aku mau jadi pilot” , “ aku mau jadi polisi”, “ Ibu, Aku mau jadi dokter”,”
aku Astronot ”, “Presiden”, “Profesor”. Beragam profesi pun mereka sebutkan.
Saya lahir
di kota Bandung pada tanggal 22 Agustus
1991 dengan nama Halimah Agustina. Sewaktu saya masih duduk di bangku TK
seorang guru bertanya didepan kelas “ Anak-anak, kalo sudah besar mau jadi apa?”
saat itu saya jawab “ ibu, saya mau jadi desainer, punya butik”. Tidak heran
karena dirumah saya selalu melihat mamah menghabiskan waktu untuk membuat pakaian. Sejak
saat itu, setiap kali ada orang yang bertanya dengan tegas saya selalu menjawab
“Saya
mau jadi desainer, punya butik”.
Semakin lama, semakin sering saya mengucapkannya dan semakin kuat pula
keinginan saya untuk mewujudkan hal itu.
Simak
cerita dibawah ini:
Seorang professor membawa sebuah
ember, sekantong air, sekantong pasir sekantong batu-batu berukuran besar , dan
sekantong kerikil. Beliau bertanya kepada muridnya “ Untuk mengisi ember ini
dengan padat, material apa saya yang harus masuk ke dalam ember?
Hening
sejenak
Kemudian
seorang murid menjawab: “Isi ember dengan batu- batu besar”. Setelah diisi,
masih banyak ruang kosong antara batu-batu itu artinya masih memerlukan
material lain untuk mengisinya.
Murid
ke-2: “Tambahkan material kerikil untuk mengisi ruang-ruang kosong antara
batu-batu besar”. Setelah ditambahkan,
kerikil tersebut belum cukup untuk memenuhi ruang-ruang kosong berukuran sangat
kecil. Artinya, masih memerlukan material lain untuk mengisinya.
Murid
ke-3: “ Tambahkan material pasir untuk mengisi ruang-ruang kecil dalam ember”.
Setelah ditambahkan, pasir tersebut belum cukup untuk mengisi ember itu sampai
padat, masih ada ruang berukuran sangat kecil yang tidak mampu untuk diisi oleh
pasir. Kita masih memerlukan satu
material lagi untuk membuatnya terisi penuh.
Murid
ke-4: “ Tambahkan air untuk membuat ember itu terisi dengan padat tanpa ada
rongga sedikitpun”. Akhirnya, ember tersebut dapat terisi penuh tanpa ada ruang
sedikitpun.
Cerita diatas sangat memotifasi saya
dalam mewujudkan mimpi menjadi seorang fashion desainer yang memiliki butik.
Sekolah dan membantu mamah menjahit
menjadi kegiatan sehari-hari saya sejak duduk dibangku SMK. Dulu saya ingin
melanjutkan kuliah di ITB, namun melihat ekonomi keluarga yang tidak mungkin
akhirnya saya mengubur dalam-dalam keinginan itu. Tidak saya sangka pada tahun
2012 saya diterima di program D1 FSRD ITB dengan jurusan Fashion Desain
ditambah biaya yang terjangkau. Bagi saya ini merupakan sebuah anugrah yang
besar. Waktu 1 tahun ini saya manfaatkan dengan baik. Program kuliah yang
mengkombinasikan Teori- Kompetensi- Rupiah - Magang sangat luar biasa. Saya diajarkan fashion
desain, teknopreneur, magang dan banyak lagi.
Banyak pengalaman baru yang saya
dapatkan selama setahun ini. Kami mendapat tugas untuk jalan-jalan dengan uang
10 ribu, observasi mall yang ada di kota Bandung, jalan-jalan ke setiap pasar
tekstil yang ada dikota Bandung setiap minggu , dan membuat pameran karya.
Ilmu
dan pengalaman yang saya dapat selama setahun ini semoga akan membantu saya
mencapai apa yang saya cita-citakan. Selama 3 tahun kedepan saya ingin
menyelesaikan studi saya, menjalankan usaha baju jadi, menjadi seorang
professional sebagai fashion desainer.
“
2M: Malu dan Malas. Dua tembok besar pembatas antara kamu dan kesuksesanmu.”