Translate

Selasa, 05 Maret 2013

Setahun di ITB


Mimpi memberikan kekuatan besar bagi siapapun yang meyakininya dan berusaha keras untuk mewujudkannya. Setiap orang pasti memiliki mimpi, ada orang yang berusaha untuk mencapainya ada juga orang yang hanya pasrah kepada keadaan.  Sering kali orang dewasa bertanya kepada anak-anak ”Kalo udah besar mau jadi apa?” dan menjadi bahan obrolan anak-anak juga. Jawaban setiap anak pun beragam seperti: “ aku mau jadi pilot” , “ aku mau jadi polisi”, “ Ibu, Aku mau jadi dokter”,” aku Astronot ”, “Presiden”, “Profesor”. Beragam profesi pun mereka sebutkan.
Saya lahir di kota Bandung pada tanggal 22 Agustus 1991 dengan nama Halimah Agustina. Sewaktu saya masih duduk di bangku TK seorang guru bertanya didepan kelas “ Anak-anak, kalo sudah besar mau jadi apa?” saat itu saya jawab “ ibu, saya mau jadi desainer, punya butik”. Tidak heran karena dirumah saya selalu melihat mamah menghabiskan waktu untuk membuat pakaian. Sejak saat itu, setiap kali ada orang yang bertanya dengan tegas saya selalu menjawab “Saya mau jadi desainer, punya butik”. Semakin lama, semakin sering saya mengucapkannya dan semakin kuat pula keinginan saya untuk mewujudkan hal itu.

Simak cerita dibawah ini:
Seorang professor membawa sebuah ember, sekantong air, sekantong pasir sekantong batu-batu berukuran besar , dan sekantong kerikil. Beliau bertanya kepada muridnya “ Untuk mengisi ember ini dengan padat, material apa saya yang harus masuk ke dalam ember?
Hening sejenak
Kemudian seorang murid menjawab: “Isi ember dengan batu- batu besar”. Setelah diisi, masih banyak ruang kosong antara batu-batu itu artinya masih memerlukan material lain untuk mengisinya.
Murid ke-2: “Tambahkan material kerikil untuk mengisi ruang-ruang kosong antara batu-batu besar”.  Setelah ditambahkan, kerikil tersebut belum cukup untuk memenuhi ruang-ruang kosong berukuran sangat kecil. Artinya, masih memerlukan material lain untuk mengisinya.
Murid ke-3: “ Tambahkan material pasir untuk mengisi ruang-ruang kecil dalam ember”. Setelah ditambahkan, pasir tersebut belum cukup untuk mengisi ember itu sampai padat, masih ada ruang berukuran sangat kecil yang tidak mampu untuk diisi oleh pasir.  Kita masih memerlukan satu material lagi untuk membuatnya terisi penuh. 
Murid ke-4: “ Tambahkan air untuk membuat ember itu terisi dengan padat tanpa ada rongga sedikitpun”. Akhirnya, ember tersebut dapat terisi penuh tanpa ada ruang sedikitpun.

Cerita diatas sangat memotifasi saya dalam mewujudkan mimpi menjadi seorang fashion desainer yang memiliki butik.

Sekolah dan membantu mamah menjahit menjadi kegiatan sehari-hari saya sejak duduk dibangku SMK. Dulu saya ingin melanjutkan kuliah di ITB, namun melihat ekonomi keluarga yang tidak mungkin akhirnya saya mengubur dalam-dalam keinginan itu. Tidak saya sangka pada tahun 2012 saya diterima di program D1 FSRD ITB dengan jurusan Fashion Desain ditambah biaya yang terjangkau. Bagi saya ini merupakan sebuah anugrah yang besar. Waktu 1 tahun ini saya manfaatkan dengan baik. Program kuliah yang mengkombinasikan Teori- Kompetensi- Rupiah - Magang  sangat luar biasa. Saya diajarkan fashion desain, teknopreneur, magang dan banyak lagi.
Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan selama setahun ini. Kami mendapat tugas untuk jalan-jalan dengan uang 10 ribu, observasi mall yang ada di kota Bandung, jalan-jalan ke setiap pasar tekstil yang ada dikota Bandung setiap minggu , dan  membuat pameran karya.

Ilmu dan pengalaman yang saya dapat selama setahun ini semoga akan membantu saya mencapai apa yang saya cita-citakan. Selama 3 tahun kedepan saya ingin menyelesaikan studi saya, menjalankan usaha baju jadi, menjadi seorang professional sebagai fashion desainer.

“ 2M: Malu dan Malas. Dua tembok besar pembatas antara kamu dan kesuksesanmu.”


6 komentar:

  1. Hallo kak, saya megy. Saya ingin sekali masuk ke ptn jurusan fashion d'sign. Namun ptn yg sering saya ketahui sudah di program untuk menjadi guru. Saya tidak memilih untuk swasta karena biaya yg sangat mahal. Bila saya masuk ptn namun saya tak cukup pintar untuk mendapatkan beasiswa dan orang tua saya tidak bisa membiayai saya untuk masuk kuliah. Apakah itb mempunyai prospek yg sama dgn ptn ptn yg lainnya, bila iya atau tidak saya mohon bantuan informasi lebih lanjut ttg fashion d'sign di itb. Terimakasih banyak kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lesiana megy, maaf lama sekali saya tidak buka blog ini...
      kamu bisa cari informasi lengkapnya di link fsrd itb atau bisa dateng langsung ke kampus

      Hapus
  2. Jurusan itb ada untuk fashion designya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada, masuknya ke fakultas seni rupa dan desain. jurusannya kriya tekstil

      Hapus
  3. Kalo masuk ke itb, masuk jurusan fsrd. Itu kuliah nya bisa sampai S1 gak?

    BalasHapus
  4. Membaca kisah, endingnya bagaimana di tahun 2020 imi?

    BalasHapus